Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Strategi belajar mengajar dapat pula diartikan sebagai segala usaha guru dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.[1] Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.

Guru yang merancang kegiatan mengajar dan melaksanakannya sebagai suatu stimulus bagi peserta didik sehingga mereka melakukan kegiatan belajar dengan mendengarkan penjelasan guru, memahami materi pelajaran yang pada gilirannnya akan tercipta suatu perubahan tingkah laku pada anak didik. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.[2] Untuk sampai pada tujuan pengajaran yang dirancang oleh guru, banyak strategi yang dapat dipilih. Secara umum ada beberapa jenis strategi pembelajaran yakni: strategi pembelajaran ekspositori, strategi pembelajaran inkuiri, dan strategi pembelajaran kooperatif. [3]

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada kelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Stretegi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada prosess berpikir secara kritis dan analitis untuk mancari, menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang akademis, jenis kelamin dan ras atau suku yang berbeda.

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan guru harus mempertimbangkan secara cermat strategi pembelajaran apa yang kan digunakan, untuk memudahkan anak belajar. Pada pembelajaran di taman kanak-kanak strategi pembelajaran ini sangat beraneka ragam dalam bentuk kegiatan tingkat formalitas, tingkat kesulitan dan pola kegiatannya. Menurut Kostelnik seperti yang dijabarkan oleh Masitoh mengatakan terdapat berbagai strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini umumnya dan Taman Kanak-Kanak khususnya.

Strategi pembelajaran umum tersebut adalah: (1) meningkatkan keterlibatan indra, (2) mempersiapkan isyarat lingkungan, (3) analisis tugas, (4) bantuan orang lain yang lebih berpengalaman (scaffolding), (5) praktek terbimbing, (6) undangan/ajakan, (7) refleksi tingkah laku, (8) refleksi kalimat (9) contoh atau modeling (10) penghargaan efektif, (11) menceritakan/menjelelaskan/ menginformasikan, (12) do-it-signal, (13) tantangan, (14) pertanyaan dan (15) kesenyapan.[4]



Meninggkatkan keterlibatan indera anak dalam proses pembelajaran merupakan bagian integral dari semua strategi pembelajaran. Melalui strategi ini anak-anak akan memperoleh pengalaman langsung dari objek-objek , peristiwa atau orang-orangyang ada disekitarnya, karena mereka secara aktif melihat, mendengar, meraba, mengecap, mencium, dan sebagainya. Belajar yang terjadi secara alamiah mengandung keterlibatan indra yeng sangat tinggi. Guru harus memberi banyak kesempatan kepada anak untuk menyentuh langsung benda-benda konkret, berinteraksi dengan manusia, mengamati tempat, dan mengamati peristiwa yang terjadi dilingkungannya.

Mempersiapkan isyarat lingkungan untuk belajar merupakan salah satu cara mengefesiensikan kegiatan isyarat lingkungan itu dapat diciptakan guru untuk melatih kemandirian anak dalam memahani simbol-simbol yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari hari. Misalnya gambar seseorang yang sedang cuci tangan yang dipajang di ruang makan ini mengisyaratkan bahwa anak harus cuci tangan dulu sebelum makan. Simbol-simbol non verbal tersebut akan mendorong anak-anak untuk mengembangkan kemandirian, kerjasama dan belajar menerapkan disiplin diri.

Analisis tugas dalam pembelajaran maksudnya adalah menjabarkan suatu tugas tertentu menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau khusus dan operasional sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh anak anak. Misalnya guru mengharapkan anak dapat menata meja makan, maka guru terlebih dahulu harus mengajarkan tugas pendukungnya misalnya menentukan taplak meja, melapisi meja dengan taplak, cara mengambil piring dengan aman, dan cara menatanya diatas meja, dll. Hasil yang diperoleh dari penggunaan strategi analisis tugas adalah pembelajaran yang saat dengan tujuan, dimana mllui kegiatan itu anak-anak memperluas keterampilan yang dimilikinya.

Scaffolding adalah proses pemberian bantuan dari orang yang lebih berpengalaman yang dilakukan secara bertahap untuk mempermudah anak dalam belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.[5] Yang dimaksudkan orang yang lebih berpengalaman disini adalah bisa orang yang lebih dewasa, bisa juga anak yang lebih tua atau teman sebaya yang mempunyai pengalaman lebih dari anak yang bersangkutan. Proses Scaffolding diberikan jika anak sudah tidak dapat menenukan cara-cara untuk menyelesaikan kegiatan atau tugas.

Praktek terbimbing adalah implikasi bahwa anak-anak belajar dari pengulangan-pengulangan. Guru membimbing anak mulai dari tugas yang termudah kemudian menambah tingkat kesulitannya.

Undangan atau ajakan berfungsi sebagai cara untuk menggiring anak-anak agar mereka menggunakan kesempatan diberikan guru untuk melakukan eksplorasi, atau interaksi dengan teman-teman lain dan guru. Contohnya “anak-anak mari sini, mari kita perhatikan gambar ini”. Dengan undangan verbal sepertu itu anak-anak akan terundang untuk melakukan kegiatan.

Refleksi tingkah laku membantu menggambarkan perhatian anak-anak terhadap aspek-aspek pengalaman-pengalaman tertentu. Refleksi kata-kata adalah pernyataan yang diungkapkan guru mengenai sesuatu yang dikatakan anak-anak. Komentar-komentar yang tidak menilai akan membantu dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengar anak.

Anak-anak akan belajar dengan meniru orang lain. Modeling membantu anak-anak mempelajari perilaku-prilaku yang tepat. Model atau contoh mempunyai dampak yang positif yang sangat besar bagi anak-anak. Ketika anak kebingungan kemudian guru memberikan contoh, anak-anakpun dapat berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.

Penghargaan efektif adalah penghargaan spesifik atau khusus yang diberikan kepada anak sesuai dengan prilaku yang ditunjukkan. Penghargaan ini dapat diberikan melalui pujian atau dorongan yang diberikan terhadap tingkah laku positif yang diperlihatkan anak.

Do-it-signal adalah arahan sederhana yang diberikan kepada anak agar dia mau melakukan sesuatu tindakan, atau ajakan kepada anak-anak mereka agar melakukan sesuatu.[6] Misalnya, “ayo tunjukkan kalau kamu bisa bernyanyi”. Jenis-jenis pernyataan positif ini juga menambah kejelasan bagi anak tentang apa yang harus ia lakukan.

Kesenyapan merupakan salah satu cara untuk mendukung anak-anak belajar. Saat-saat tenang dapat menjadi suatu strategi mengajar yang efektif terutama ketika ank sedang asyik melakukan kegiatan yang disukainya. Guru tidak perlu memberikan komentar karena akan mengganggu konsentrasinya.

Jenis-jenis strategi pembelajaran tersebut diatas dapat dikombinasikan atau di integrasikan dalam bentuk keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bervariasi.

Masitoh juga mengutip pendapat Kostelnik yang juga mengemukakan tujuh strategi pembelajaran khusus yang dapat dijadikan dasar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini umumnya dan anak Taman Kanak-kanak khususnya. Strategi pembelajaran ini relevan untuk digunakan pada anak berusia 3-8 tahun. Jenis-jenis strategi pembelajaran tersebut adalah; 1) kegiatan eksploratori (eksplolatori activities), 2) penemuan terbimbing (guided discovery), 3) pemecahan masalah (problem solving), 4) diskusi (discussion), 5) belajar kooperatif (cooperative learning), 6) demonstrasi (demonstration),7) pengajaran langsung (direct instruction)[7]

Dalam strategi pembelajaran juga dibutuhkan pengetahuan mengenai metode-petode pengajaran yang ada di Taman Kanak Kanak agar penerapan strategi pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan.

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran ialah suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran tertentu.Setiap guru akan menggunakan metode sesuai untuk mencapai tujuan pengajaran. Metode yang dapat digunakan di PAUD/TK adalah sebagai berikut:

a. Metode bercerita

Metode bercerita ialah metode yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian kepada peserta didik. Kejadian atau peristiwa tersebut disampaikan kepada peserta didik melalui tutur kata, ungkapan dan mimik wajah yang unik.[8] Meto0de bercerita dilakukan dengan berbagai cara diataranya adalah pertama guru menyampaikan cerita dihadapan anak secara langsung, kedua mendengarkan anak menceritakan pengalamannya, dan ketiga mengunakan media sebagai sarana dalam menyampaikan cerita.[9]

b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab ialah metode yang dimaksudkan untuk menanyakan sejauh mana siswa telah mengetahui materi yang telah diberikan serta mengetahui tingkat proses pemikiran siswa. Metode tanya jawab dilakukan dengan cara guru mengajukan pertanyaan kepada anak didik dan anak didik tersebut menjawabnya atau sebaliknya.

c. Metode bernyanyi

Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang diajarkan. Metode ini dilakukan pada saat klasikal dan pada saat-saat tertentu.

d. Metode Bermain

Metode bermain adalah metode yang menerapkan suatu permainan atau mainan tertentu sebagai wahana pembelajaran siswa. Bermain adalah salah satu salah satu kesukaan mayoritas anak usia dini. Semua anak suka bermain ,meskipun sifatnya sangat sederhana. Oleh karenanya metode ini rasanya sangat cocok bila diterapkan dalam pembelajaran anak usia dini.

e. Metode bercakap-cakap

Metode bercakap-cakap adalah metode cakap-cakap dilakukan dengan cara guru dan anak saling mengkomunikasikan pikiran, gagasan, ide, dan perasaan secara verbal.[10]





f. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode yang mengajak peserta didik kesuatu tempat tertentu untuk mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Guru membawa anak-anak ke objek-objek yang sesuai dengan tema untuk mendapatkan pengalaman belajar yang dilakukan melaui observasi.

g. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode yang memperagakan atau mempertunjukan suatu cara atau keterampilan kepada anak dengan tujuan agar anak memahami dan melakukan dengan benar. Dengan kegiatan demonstrasi guru dapat meningkatkan pehaman anak melalui penglihatan dan pendengaran.[11]

h. Metode eksprimen

Metode ini memberikan pengalaman dan sekaligus mengamati akibat dari apa ang dilakukan anak. Contohnya air dipanaskan, air dicampur dengan minyak, warna dicampur, balon ditiup dan lalin sebagainya.[12]

i. Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas ini dilakukan oleh guru dengan meminta anak mengerjakan tugas yang telah dipersiapkan oleh guru. Metode ini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan tugasnya sendiri secara tuntas dan melaksanakan kegiatan dengan nyata.



j. Metode proyek

Metode proyek ialah salah satu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari.[13]

k. Metode sosio drama

Metode sosiodrama merupakan pemberian pengalaman kepada anak dengan bermain peran. Dimana anak diminta untuk melakukan atau memainkan peranan tertentu dalam suatu permainan peran.

l. Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan merupakan metode pembelajaran yang membiasakan suatu aktivitas kepada seorang anak atau peserta didik. Adanya metode ini dilatar belakangi dan dipengaruhi oleh teori behaviorisme. Dalam konteks ini anak dibiasakan melakukan perbuatan yang positif (baik) sehingga akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari.[14]

m. Metode Keteladanan

Metode keteladan ialah metode pembelajaran yang didasarkan pada contoh tingkah laku yang ditunjukkan oleh orang tua atau maupun pendidik. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, metode keteladanan harus ditunjukkan oleh setia pendidik, sebab salah satu karakteristik dan keunikan anak usia dini ialah suka meniru.[15] Apa yang dilihatnya akan ia lakukan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dimpulkan bahwa metode diatas dapat diterapkan pada anak usia dini, hanya saja dalam penerapannya harus disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan diberikan oleh guru. Untuk memaksimalkan metode yang ada dibutuhkan kreativitas seorang pendidik dalam mengaplikasikan pada kegiatan pembelajaran.

Dalam pemilihan strategi dan metode pengajaran hendaknya memperhatikan beberapa faktor penting yaitu:

1. Karakteristik tujuan pembelajaran

2. Karakteristik anak dan cara belajarnya

3. Tempat berlangsungnya kegiatan

4. Tema pembelajaran

5. Pola kegiatan[16]


Akbar Anas
--------------------------------------------------------------

[1] Masitoh, dkk (2004), Strategi Pembelajaran TK, Jakarta: Universitas Terbuka, hal. 6.3


[2] Wina Sanjaya (2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana, hal.294


[3] Wina Snjaya, Kurikulum dan Pembelajaran…, hal.299-309


[4] Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran Tk…, hal.7.3


[5] Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran Tk…, hal.7.5


[6] Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran Tk…, hal.7.8


[7] Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran…, hal7.14


[8] Muhammad Fadlillah, desain pembelajaran..., hal. 127


[9] Windisyah Putra (2014), Menghadirkan Lembaga PAUD Ideal, Takengon: Media Utama, hal.161


[10] Windisyah Putra, Manghadirkan Lembaga…, hal. 162


[11] Muclisatoen R,Metode Pengajaran…, hal. 113


[12] Windisyah Putra, Manghadirkan Lembaga…, hal. 162


[13] Muclisatoen R, Metode Pengajaran…, hal. 113


[14] Muhammad Fadlillah,Desain Pembelajaran…, hal166


[15] Muhammad Fadlillah,Desain Pembelajaran…, hal 167


[16] Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran…, hal 6.3