1.Pengertian Media Pembelajaran

Media dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “alat; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; perantara penghubung”.[1]Keberhasilan suatu proses belajar mengajar salah satu penyebabnya adalah karena adanya penggunaan media atau perantara dalam proses belajar mengajar tersebut. Karena “dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting”.[2]

Selain ketidakjelasan bahan atau materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara, kerumitan bahan atau materi yang akan disampaikan kepada peserta didik pun dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media juga dapat mewakili apa yang kurang terutama dalam menyampaikan bahan pelajaran yang diucapkan dengan kata-kata tertentu.

“Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Medoeadalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”.[3] Media juga disebut sebagai alat peraga, audio visual, instruksional material atau sekarang ini media lebih dikenal dengan media pembelajaran atau media instruksional.

Berdasarkan batasan yang disampaikan di atas mengenai media, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah secara bentuk komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber kepada anak didik yang bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Media merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan. Tanpa media maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif. Keefektifan proses pembelajaran akan terjadi apabila ada komunikasi antara sumber pesan dengan penerima pesan.

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak.

Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada anak TK bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.

b. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar.

c. Menampilkan objek yang besar

d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. Dengan menggunakan media film (Low motion) guru bisa memperhatikan lintas peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan proses suatu ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat, seperti mekarnya bunga, pertumbuhan kecambah dan lain-lain, menjadi dapat diamati dalam saku singkat.[4]



Berdasarkan manfaat media yang disebutkan di atas, media pembelajaran mampu memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pencapaian kemampuan-kemampuan belajar anak Taman Kanak-kanak/RaudhatulAthfal yang diharapkan. Sehingga, pembelajaran di menjadi lebih mudah dan sederhana pada akhirnya membantu anak dalam memahami materi-materi yang diajarkan.

3. Klasifikasi Media Pembelajaran

Cukup banyak jenis media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dilihat dari jenisnya, media di bagi ke dalam media auditif, visual dan media audiovisualDapat di jelaskan sebagai berikut:

a. Media Auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, casseterecorder, piringan hitam.[5]

b. Media Audio

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip (film rangkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.[6]

c. Media Audiovisual

Media audio visual merupakan media yang mempunyai unsur-unsur suara dan unsur gambar. Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassete.[7]



Pemilihan setiap jenis media mempunyai karakteristik atau sifat-sifat khas tersendiri. Artinya mempunyai kelebihan dan kekurangan satu terhadap yang lain. Sifat-sifat yang biasanya dipakai untuk menentukan kesesuaian penggunaan atau pemilihan media ialah jangkauan seperti: beberapa media tertentu lebih sesuai untuk pengajaran individual misalnya buku teks, modul, program rekaman interaktif (audio, video, dan program komputer). Jenis yang lain lebih sesuai untuk pengajaran kelompok di kelas, misalnya proyeksi (OTH, slide, film) dan juga program rekaman (Aduio dan Video). Ada juga yang lebih sesuai untuk pengajaran asal, misalnya program siaran (radio, televisi, dan konferensi jarak jauh dengan audio).

Berdasarkan kajian pendidikan Islam, para ahli telah mengklasifikasikan media pendidikan kepada dua bagian: yaitu media pendidikan yang bersifat benda (materil) dan media pendidikan yang bukan benda (nonmateril),

a. Media pendidikan yang bersifat benda

1) Media tulis, seperti: Al-Qur’an, Hadits, Tauhid, Fiqih, Sejarah.

2) Benda-benda alam, seperti: hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan.

3) Gambar-gambar yang dirancang, seperti: grafik.

4) Gambar-gambar yang diproyeksikan, seperti: Video, transparan, in-focus.

5) Kelima Audio recording (alat untuk didengar), seperti: kaset, tape radio.

b. Media pendidikan yang bukan denda

1) Keteladanan

2) Perintah/Larangan

3) Ganjaran.[8]



Beberapa jenis, bentuk, karakteristik dan klasifikasi media pendidikan sebagaimana diuraikan di atas, kiranya patut menjadi perhatian dan pertimbangan agar dapat memilih media yang dianggap tepat untuk menunjang pencapaian tujuan pengajaran di dalam kelas.

4. Kriteria Pemilihan Media

Ada beberapa kriteria umum yang diperhatikan dalam pemilihan media. Namun demikian secara teoritik setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan yang akan memberikan pengaruh kepada efektivitas program pembelajaran. Kriteria umum dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain adalah:

a. Ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, haru dibeli atau dibuat sendiri.

b. Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya.

c. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.[9]



Pemilihan media pengajaran yang dilakukan seorang guru tentunya harus melihat semua komponen dari perencanaan pembelajaran. Jadi pemakaian media harus disesuaikan dengan materi, waktu dan pola pembelajaran yang dipakai, hal ini bertujuan agar pemakaian media menjadi lebih efektif. Adapun kriteria yang mencakup komponen dari perencanaan pembelajaran, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Kesesuaian dengan Tujuan (instructionalgoals)

Perlu dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran, dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut, dan analisis dapat diarahkan pada tujuannya kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran

Yaitu bahan atau kajian apa yang diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya dari bahan dan pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai dengan demikian dapat dipertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.

c. Kesesuaian dengan karakteristik siswa

Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji sifat-sifat dari ciri media yang akan di gunakan

d. Kesesuaian dengan teori

Pemilihan media harus didasari atas kesesuaian teori, media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu media yang dianggap paling disukai dan paling bagus, namun didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah diuji validitasnya.

e. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa

Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa.

f. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, pendukung dan waktu.

Bagaimana bagusnya sebuah media apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu yang tersedia, maka kurang efektif..[10]



Berdasarkan uraian di atas, kesesuaian media terhadap komponen pembelajaran harus diperhatikan, karena akan membimbing pada keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas, perlu di ingat media yang bagus tidak selalu efektif jika tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Maka kesesuaian dengan berbagai komponen mutlak adanya.

Pemilihan media yang akan diterapkan dalam proses mengajar, sangat di harapkan kepada seorang guru untuk dapat menentukan pilihannya masing-masing, sesuai dengan kebutuhannya pada saat pertemuan dengan harapan media yang dipilih dapat mempercepat proses pelaksanaan pelajaran dan akan mencapai tujuan yang diharapkan. Pada saat alat peraga dipilih maka, “pada saat itulah seorang guru sudah mampu berpikir bagaimana encoding, yaitu proses penuangan pesan kedalam simbol-simbol komunikasi, dan melakukan decoding yaitu proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut”.[11]

Pemilihan alat peraga di dasarkan atas beberapa manfaat menurut Encycloeopdia Of Educational Research dalam merencanakan manfaat media pendidikan sebagai berikut:

a. Meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi Verbalisme.

b. Memperbesar perhatian siswa.

c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menimbulkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

e. Menimbulkan pemikiran yang teratur dan kontinu terutama melalui gambar hidup.

f. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membawa perkembangan kemampuan berbahasa.

g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah di peroleh dengan cara lain dan membantu efisiensi serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.[12]



Begitulah proses dalam pemilihan media di mana seorang guru harus mampu mengambil suatu benda yang akan di jadikan media dan bagaimana media tersebut kita masukan kepada berbagai macam konsep pelajaran dan bagaimana cara menuangkan konsep yang tersimpan dalam benda tersebut kepada peserta didik, sehingga anak didik mengerti dan memahami suatu materi pelajaran. Adapun kriteria dalam pemilihan media untuk jenis media rancangan (yang dibuat sendiri) perlengkapan yang di ajukan sebagai acuan adalah.

1. Apakah materi yang akan disampaikan itu untuk tujuan pengajaran atau hanya informasi tambahan atau hiburan.

2. Apakah media yang dirancang itu untuk keperluan pembelajaran alat-alat bantu pengajaran.

3. Apakah dalam pengajaran akan menggunakan strategi kognitif, Afektif dan psikomotorik.

4. Apakah materi yang akan disampaikan itu masih sangat asing bagi anak didik.

5. Apakah perlu rangsangan suara seperti untuk pengajaran bahasa.

6. Apakah perlu rangsangan gerak seperti untuk pengajaran seni atau olah raga.

7. Apakah perlu rangsangan warna.[13]



Berdasarkan kriteria pemilihan media tersebut, maka seorang guru hendaknya dalam mempergunakan media disesuaikan dengan materi yang diajarkan, perlu diingat bahwa pemilihan media jangan terlalu dipaksakan, sehingga mempersulit proses belajar mengajar di dalam kelas, oleh karena itu media merupakan salah satu unsur untuk mempermudah proses pembelajaran.




[1]Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal. 726


[2]Syaiful Bahri Djamarah dan AzwanZain, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 136


[3]Arif S Sadiman, dik, Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, , Cet. 10, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 6


[4]Badru Zaman, dik, Meid dan Sumber Belajar TK, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), hal. 33


[5] Pupuh Faturrohman dan M. SobrySutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: RefikaAditama, 2011), hal 67


[6] Pupuh Faturrohman dan M. SobrySutikno, Strategi..., hal. 68


[7]Pupuh Faturrohman dan M. SobrySutikno, Strategi..., hal. 68


[8]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hal. 204-206


[9]Arief, S. Sadiman, dkk, Media..., hal. 86


[10]Rudi Susilana dan CepiRiyana, Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: Wacana Prima, 2009), hal. 69-72


[11]Arief, S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan..., hal. 12


[12]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: Rajawali Pers, 2003), hal. 25-26


[13]Syaiful Bahri Djamarah, AswanZain, Strategi..., hal. 149